Final Softskill SIP

Hai readers 🙂

Sekarang saya ingin membagikan rangkuman-rangkuman dari beberapa jurnal. Jurnal yang ingin saya bahas adalah jurnal Psikologi (jelas karena saya orang Psikologi :D) yang berkaitan dengan komputer, internet atau informatika. Tentu saja kita tahu bahwa ketiga hal tersebut sedang sangat berkembang secara pesat pada saat ini. Nah, bagaimana hubungannya dengan psikologi? Yuk, cekidot 😉

1. Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimited Internet CDMA di Jakarta

Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telekomunikasi di Indonesia. Terus tumbuhnya pasa internet membuat operator telekomunikasi giat berlomba memasarkan paket-paket jasa layanan data internet. Operator-operator telekomunikasi GSM ataupun CDMA seperti tak mau kalah menawarkan paket-paket internet tersebut. Paket Mobile internet yang lagi menjadi trend dan menjadi komoditi produk andalan dari beberapa operator Telekomunikasi untuk menawarkan dan mendapatkan pelanggan internet sebanyak mungkin adalah dengan menawarkan paket layanan data “Unlimited Internet”. Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari konsumen tersebut. Adapun perilaku pembelian konsumen dapat diukur dari empat faktor yaitu faktor budaya (X1), sosial (X2), pribadi (3), dan psikologi (X4). Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisa dari keempat faktor tersebut, agar dapat diketahui apakah semua faktor tersebut berpengarh, bagaimana hubungan dan seberapa besar pengaruhnya, serta faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian dibatasi hanya pengguna dari operator telekomunikasi CDMA yang menyediakan jasa layanan paket data Unlimited Internet, dengan menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan kuantitaif. Teknik pengumpulan dara dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda, uji F dan uji t dengan bantuan software SPSS 16.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor besar/dominan/signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta (dapat dibuktikan). Faktor Psikologi (X4) memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian paket layanan data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta, hal ini terjadi karena motivasi, pandangan, belajar, kepercayaan dan sikap yang dimiliki responden dalam pengambilan keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di DKI Jakarta. Faktor Kepribadian (X3) meupakan faktor yang berpengaruh signifikan kedua, setelah Faktor Psikologi, berdasarkan dimensi usia dan tingkat kehidupan, operator telekomunikasi lebih berperan dan serius di dalam menangkap dari keinginan calon atau yang sudah menjadi pelanggan dari salah satu operator telekomunikasi, ternyata di dalam hasil penelitian ini, pelanggan akan loyal pada layanan Jasa yang memperhatikan mutu/kualitas kecepatan layanan jasa paket layanan data Unlimited Internet CDMA yang stabil dan dapat diandalkan.

2. PENGARUH LONELINESS TERHADAP INTERNET ADDICTION PADA INDIVIDU DEWASA AWAL PENGGUNA INTERNET

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari efek dari loneliness terhadap internet addiction pada dewasa awal. Subjek dalam penelitian ini adalah 56 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik sampling insidental. Penelitian ini menggunakan skala loneliness dan skala internet addiction. Data dianalisis dengan analisis regresi dan hasilnya adalah r2 = 0,128 dengan F = 7,947 dan p

Terdapat pengaruh positif loneliness terhadap internet addiction pada pengguna internet. Artinya semakin tinggi loneliness yang dirasakan pengguna internet maka semakin tinggi internet addiction yang dirasakannya (dan sebaliknya). Sumbangan efektif variabel loneliness terhadap variabel internet addiction adalah 12,8%, artinya loneliness memberikan pengaruh sebesar 12,8% terhadap internet addiction, sedangkan 87,2% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan data hipotetik, skor total variabel loneliness dibagi atas tiga kategori yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Secara umum, loneliness yang dialami oleh subjek penelitian tergolong sedang. Tidak ada perbedaan loneliness pada pengguna internet ditinjau dari usia. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean loneliness tertinggi dialami oleh subjek yang berada pada rentang usia 34-38 tahun dan paling rendah pada rentang usia 29-33 tahun. Tidak ada perbedaan loneliness pada pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean loneliness subjek perempuan lebih tinggi daripada subjek laki-laki.

Terdapat perbedaan loneliness yang signifikan pada pengguna internet ditinjau dari status pekerjaan. Mean data dari subjek penelitian ini menunjukkan bahwa mean loneliness subjek yang belum bekerja lebih tinggi daripada subjek yang sudah bekerja. Tidak ada perbedaan internet addiction pada pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean internet addiction subjek perempuan lebih tinggi daripada subjek laki-laki. Tidak ada perbedaan internet addiction pada pengguna internet ditinjau dari status pekerjaan. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean internet addiction subjek yang belum bekerja lebih tinggi daripada subjek yang sudah bekerja. Tidak ada perbedaan internet addiction pada pengguna internet ditinjau dari banyak waktu berinternet per minggu. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean internet addiction tertinggi terdapat oleh subjek yang menggunakan rata-rata 92-105 jam per minggu untuk menggunakan internet, sedangkan mean internet addiction terendah terdapat pada subjek yang menggunakan rata-rata 8-21 jam dan 78-91 per minggu untuk menggunakan internet. Tidak ada perbedaan internet addiction pada pengguna internet ditinjau dari tujuan menggunakan internet. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean internet addiction subjek yang menggunakan internet untuk tujuan mencari hiburan lebih tinggi daripada subjek menggunakan internet untuk tujuan pekerjaan/pendidikan.

Tidak ada perbedaan internet addiction pada pengguna internet ditinjau dari aplikasi internet yang digunakan. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini diperoleh bahwa mean internet addiction tertinggi dialami oleh subjek yang menggunakan aplikasi games online saat menggunakan internet, sedangkan mean internet addiction terendah terdapat pada subjek yang menggunakan aplikasi e-mail saat menggunakan internet.

3. RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam bidang tersebut.

Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak di bawah umur 10 tahun dengan hanya memperhatikan gejala-gejala yang dialami. Dengan menggunakan metode Certanty Factor (CF), didapatkan nilai Kemungkinan gangguan yang dialami pasien.

4. Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersolan dan Massa

Pada perkembangan dan seiring mem-boomingnya penggunaan internet maka ilmu komunikasi-pun mulai menjamah untuk dijadikan objek penelitian. Tidak banyak yang melakukan riset internet dari sudut pandang ilmu komunikasi khususnya di Indonesia. Kesenjangan yang paling utama adalah belum adanya kepastian tentang status internet dalam konteks sebagai media komunikasi. Banyak yang mempertanyakan status internet sebagai media komunikasi interpersonal ataukah media massa. Berangkat dari maslaah tersebut maka penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan karakter internet dalam penggunaan sebagai media interpersonal dan media masaa, sehingga gambaran penentuan status internet sebagai media komunikasi menjadi jelas.

Hasil temuan dan observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa internet memiliki tiga fasilitas utama yang digunakan dalam berkomunikasi, yaitu electronic mail (e-mail), web sites serta internet relay chatt (chatting). E-mail dan chatting banyak digunakan dalam komunikasi interpersonal yang secara teknis berupa komunikasi di informasi point to point atau point to multipoint. Perbedaan antara e-mail dan chatting adalah pada bentuk komunikasi yang dilakukan. Jika e-mail merupakan asynchronorous communication sedangkan chatting berbentuk synchronorous communication. Untuk fasilitas web sites, lebih digunakan sebagai media komunikasi massa dengan unique point berupa periodisasi, pesan yang universal dan up to date informations. Namun kelebihan web sites disamping fasilitas lain adalah dapat digunakan untuk e-mail ataupun chatting.

5. Perbedaan Intensitas Penggunaan Internet Ditinjau dari Tipe Kepribadian dan Jenis Kelamin

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin. Subjek adalah 85 mahasiswa yang terdiri dari 39 pria dan 46 wanita dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Data yang dikumpulkan menggunakan kuisioner dan Eysenck’s Inventaris Kepribadian-A. Validitas dan reliabilitas dinilai menggunakan korelasi Pearson moment-product dan koefisien Alpha Cronbach’s. Data dianalisis menggunakan teknik ANOVA 2-jalur melalui SPS IMB/IN.

Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan yang signifikan pada intensitas penggunaan internet menurut tipe kepribadian, dimana intensitas adalah lebih banyak dengan subjek introvert daripada ekstrovert (F = 5.824; p = 0.017); (2) Tidak ada signifikan pada intensitas penggunaan internet menurut jenis kelamin (F = 2.438; p = 0,118); dan (3) Sangat ada signifikan yang berbeda antara intensita penggunaan internet dengan tipe kepribadian dan jenis kelamin, dimana intensitas adalah lebih banyak pada laki-laki introvert daripada introvert perempuan atau laki-laki ekstrovert.

Sekian rangkuman-rangkuman tentang jurnal psikologi yang berkaitan dengan internet, semoga dapat berguna… God blees.. 😀

REFERENSI:

1. Noviyarto, H. (2010). Pengaruh perilaku konsumen mobile internet terhadap keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet cdma di jakarta. Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, 1, 107-129.

2. Tuapattinaja, J. M. R & Rahayu, N. (2009). Pengaruh loneliness terhadap internet addicted pada individu dewasa awal pengguna internet. Jurnal Psikologia, 4, 49-54.

3. Rohman, F. F & Fauzijah, A. (2008). Rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Media Informatika, 6, 1-23.

4. Sosiawan, E. A. (____). Kajian internet sebagai media komunikasi interpersonal dan massa. 1-23.

5. Itryah. (2004). Perbedaan intensitas penggunaan internet ditinjau dari tipe kepribadian dan jenis kelamin. Jurnal PSYCHE, 1¸ 1-13.

Tinggalkan komentar